Orange Bonds, Ketika Investasi Menyentuh Nurani: Kisah PNM dan Perempuan Tangguh di Desa

Spread the love

Indonesia Cetak Sejarah Baru di Pasar Modal: PNM Terbitkan Orange Bonds Pertama untuk Pemberdayaan Perempuan Prasejahtera

Jakarta, 01 JULI 2025 — Sebuah era baru dalam dunia keuangan Indonesia telah dimulai. PT Permodalan Nasional Madani (PNM), salah satu institusi keuangan negara yang selama ini dikenal fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil, resmi mencetak sejarah sebagai pionir penerbitan “Orange Bonds” — instrumen investasi sosial pertama di Indonesia yang secara spesifik ditujukan untuk mendanai pemberdayaan perempuan ultra mikro.

Dalam sejarah pasar modal nasional, belum pernah ada instrumen investasi berdampak sosial yang secara eksplisit mencantumkan kesetaraan gender sebagai fondasi strategisnya. PNM melampaui sekadar inovasi keuangan — ini adalah aksi nyata menuju keadilan ekonomi.

Langkah Strategis dengan Visi Jangka Panjang

Penerbitan Orange Bonds oleh PNM dilakukan dalam dua skema: Obligasi Konvensional Berwawasan Sosial sebesar Rp6 triliun dan Sukuk Mudharabah Berbasis Syariah senilai Rp10 triliun. Pada tahap awal tahun ini, PNM telah berhasil menghimpun Rp1 triliun dari obligasi dan Rp1,75 triliun dari sukuk.

Dana hasil penerbitan ini tidak akan masuk ke infrastruktur besar, proyek properti, atau instrumen komersial biasa — melainkan dialokasikan khusus untuk perempuan prasejahtera yang tidak memiliki akses ke perbankan formal, melalui program unggulan PNM Mekaar dan PNM Mekaar Syariah.

“Bagi kami, Orange Bonds bukan hanya alat investasi, tetapi alat transformasi. Kami ingin menjadikan pasar modal sebagai ruang yang tidak hanya profit-oriented, tapi juga purpose-driven,” ujar Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM.

Langkah ini sejalan dengan tren global investasi berdampak (impact investing), di mana keberhasilan tidak hanya diukur dari return finansial, tapi juga dari dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan.

Mengapa Orange Bonds Penting?

Orange Bonds lahir dari gerakan global bernama “Orange Movement” yang fokus pada pembiayaan berkelanjutan untuk perempuan. Di Indonesia, tantangan ketimpangan akses pembiayaan terhadap kelompok perempuan prasejahtera masih sangat tinggi. Mayoritas perempuan pelaku usaha mikro tidak memiliki akses pinjaman dari lembaga keuangan formal, padahal kontribusi mereka terhadap ekonomi lokal sangat signifikan.

Indonesia sendiri masih menghadapi kesenjangan besar untuk mencapai seluruh target SDGs, dengan total kebutuhan pembiayaan mencapai Rp24.000 triliun. Dalam konteks inilah, Orange Bonds menjadi bagian penting dalam puzzle pembangunan nasional yang inklusif.

Rincian Teknis: Investasi dengan Visi Sosial

📌 Obligasi Berwawasan Sosial (Total Rp6 T) – Tahap I (Rp1 T):

  • Seri A: 370 hari, kupon 6,25%

  • Seri B: 3 tahun, kupon 6,65%

  • Seri C: 5 tahun, kupon 6,85%

📌 Sukuk Mudharabah Orange (Total Rp10 T) – Tahap I (Rp1,75 T):

  • Seri A: 370 hari, indikasi bagi hasil 6,25%

  • Seri B: 3 tahun, indikasi bagi hasil 6,65%

  • Seri C: 5 tahun, indikasi bagi hasil 6,85%

Seluruh instrumen ini memperoleh peringkat tertinggi dari PEFINDO (idAAA dan idAAAsy), yang mencerminkan stabilitas dan kredibilitas PNM di mata investor, bahkan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global saat ini.

Pendekatan Syariah: Inklusivitas dan Etika

Keberadaan Sukuk Orange juga menunjukkan komitmen PNM dalam menyediakan alternatif investasi berbasis syariah, namun tetap inklusif dan berdampak. Ini menjadi sinyal kuat bahwa keuangan syariah pun bisa menjadi medium utama untuk agenda kesetaraan dan pemberdayaan sosial.

Distribusi dan Kolaborasi Pasar Modal

Pendistribusian efek dilakukan secara elektronik pada 8 Juli 2025 dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025, dengan pembayaran kupon setiap 3 bulan.

PNM juga menggandeng deretan penjamin pelaksana emisi efek papan atas: PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Lebih dari itu, PNM juga bekerja sama dengan Impact Investment Exchange (IIX), yang memainkan peran penting dalam membangun ekosistem pasar modal sosial di Asia.

Transformasi Digital dan Ekosistem Ultra Mikro

Penerbitan Orange Bonds juga menjadi penggerak utama untuk transformasi digital dan penguatan ekosistem UMKM perempuan di Indonesia. PNM menegaskan bahwa pembiayaan saja tidak cukup — harus ada pengembangan kapasitas, pelatihan, mentoring, hingga akses pasar yang lebih luas dan digital.

“Kami tidak ingin perempuan hanya menjadi penerima bantuan, tetapi menjadi agen perubahan ekonomi di komunitasnya masing-masing,” ungkap Arief.

ESG dan Tata Kelola yang Terukur

Melalui kampanye #PNMuntukUMKM dan #PNMPemberdayaanUMKM, PNM mengintegrasikan indikator SDGs dalam laporan ESG-nya sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan.

Langkah ini menjadi model baru bagi BUMN lainnya untuk berinovasi dalam produk keuangan yang selaras dengan tata kelola yang baik, keberlanjutan lingkungan, dan dampak sosial terukur — bukan sekadar membukukan laba.


Kesimpulan: Pasar Modal sebagai Katalis Perubahan Sosial

Penerbitan Orange Bonds oleh PNM merupakan lebih dari sekadar aksi korporasi — ini adalah deklarasi bahwa pasar modal bisa menjadi instrumen pemberdayaan, bukan hanya akumulasi modal.

Dalam konteks Indonesia yang terus bergerak menuju keadilan ekonomi dan kesetaraan sosial, langkah PNM ini bukan hanya pionir, tapi pendobrak batasan lama dalam bagaimana kita memandang investasi.

Ke depan, pertanyaannya bukan lagi apakah pasar modal bisa berdampak — tetapi sejauh mana ia mampu menjangkau mereka yang paling membutuhkan.

#PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *